Minggu, 12 Oktober 2014

Ethical Governance

GOVERNANCE SYSTEM

Ethical Governance ( Etika Pemerintahan ) adalah ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat manusia. Dalam Ethical Governance ( Etika Pemerintahan ) terdapat juga masalah kesusilaan dan kesopanan ini dalam aparat, aparatur, struktur dan lembaganya. Etika pemerintahan tidak terlepas dari filsafat pemerintahan. filsafat pemerintahan adalah prinsip pedoman dasar yang dijadikan sebagai fondasi pembentukan dan perjalanan roda pemerintahan yang biasanya dinyatakan pada pembukaan UUD negara.

Dalam ilmu kaedah hukum (normwissenchaft atau sollenwissenschaft) menurut Hans Kelsen yaitu menelaah hukum sebagai kaedah dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum meliputi Kenyataan idiil (rechts ordeel) dan Kenyataan Riil (rechts werkelijkheid). Kaedah merupakan patokan atau pedoman atau batasan prilaku yang “seharusnya”. Proses terjadinya kaedah meliputi : Tiruan (imitasi) danPendidikan (edukasi). Adapun macam-macam kaedah mencakup, Pertama : Kaedah pribadi, mengatur kehidupan pribadi seseorang, antara lain : Kaedah Kepercayaan, tujuannya adalah untuk mencapai kesucian hidup pribadi atau hidup beriman. meliputi : kaedah fundamentil (abstrak), contoh : manusia harus yakin dan mengabdi kepada Tuhan YME. Dan kaedah aktuil (kongkrit), contoh : sebagai umat islam, seorang muslim/muslimah harus sholat lima waktu.

Kaedah Kesusilaan, tujuannya adalah untuk kebaikan hidup pribadi, kebaikan hati nurani atau akhlak. Contoh : kaedah fundamentil, setiap orang harus mempunyai hati nurani yang bersih. Sedangkan kaedah aktuilnya, tidak boleh curiga, iri atau dengki.

Dengan begitu Good governance merupakan tuntutan yang terus menerus diajukan oleh publik dalam perjalanan roda pemerintahan. Good governance dapat diartikan bahwa good governance harus menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang hidup dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara yang berhubungan dengan nilai-nilai kepemimpinan. Good governance mengarah kepada asas demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pencapaian visi dan misi secara efektif dan efisien. Mengacu kepada struktur dan kapabilitas pemerintahan serta mekanisme sistem kestabilitas politik dan administrasi negara yang bersangkutan.

Untuk penyelenggaraan Good governance tersebut maka diperlukan etika pemerintahan. Etika merupakan suatu ajaran yang berasal dari filsafat mencakup tiga hal yaitu :
1.    Logika, mengenai tentang benar dan salah.
2.   Etika, mengenai tentang prilaku baik dan buruk.
3.   Estetika, mengenai tentang keindahan dan kejelekan.

Etika pemerintahan ini juga dikenal dengan sebutan Good Corporate Governance. Menurut Bank Dunia (World Bank) adalah kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Lembaga Corporate Governance di Malaysia yaitu Finance Committee on Corporate Governance (FCCG) mendifinisikan corporate governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan aktivitas perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan.

·        BUDAYA ETIKA

Gambaran mengenai perusahaan, mencerminkan kepribadian para pimpinannya Budaya etika adalah perilaku yang etis. Penerapan budaya etika dilakukansecara top-down. Langkah-langkah penerapan :
o        Penerapan Budaya

Etika Corporate Credo : Pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang dianut dan ditegakkan perusahaan. Komitmen Internal :

ü Perusahaan terhadap karyawan
ü Karyawan terhadap perusahaan
ü Karyawan terhadap karyawan lain.

Komitmen Eksternal:
ü Perusahaan terhadap pelanggan
ü Perusahaan terhadap pemegang saham
ü Perusahaan terhadap masyarakat

o        Penerapan Budaya Etika
Program Etika : Sistem yang dirancang dan diimplementasikan untuk mengarahkan karyawan agar melaksanakan corporate credo.

Contoh : audit etika Kode Etik Perusahaan

Lebih dari 90% perusahaan membuat kode etik yang khusus digunakan perusahaan tersebut dalam melaksanakan aktivitasnya.

Contoh : IBM membuat IBM’s Business Conduct Guidelines

·        MENGEMBANGKAN STRUKTUR ETIKA KORPORASI

Membangun entitas korporasi dan menetapkan sasarannya. Pada saat itulah perlu prinsip-prinsip moral etika ke dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan diterapkan, baik dalam entitas korporasi, menetapkan sasaran bisnis, membangun jaringan dengan para pihak yang berkepentingan (stakeholders) maupun dalam proses pengembangan diri para pelaku bisnis sendiri. Penerapan ini diharapkan etika dapat menjadi “hati nurani” dalam proses bisnis sehingga diperoleh suatu kegiatan bisnis yang beretika dan mempunyai hati, tidak hanya sekadar mencari untung belaka, tetapi juga peduli terhadap lingkungan hidup, masyarakat, dan para pihak yang berkepentingan (stakeholders).

·        KODE PERILAKU KORPORASI ( CORPORATE CODE OF CONDUCT)

Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan Sistem Nilai, Etika Bisnis, Etika Kerja, Komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders.

·        EVALUASI TERHADAP KODE PERILAKU KORPORASI

Melakukan evaluasi tahap awal (Diagnostic Assessment) dan penyusunan pedoman-pedoman. Pedoman Good Corporate Governance disusun dengan bimbingan dari Tim BPKP dan telah diresmikan pada tanggal 30 Mei 2005.

Pengaruh etika terhadap budaya

Etika Personal dan etika bisnis merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku manajer yang terinternalisasi menjadi perilaku organisasi yang selanjutnya mempengaruhi budaya perusahaan.

Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan persusahaan yang pada gilirannya berpotensi menjadi sarana peningkatan kerja.


 Sumber :
  1.  http://aliajah.wordpress.com/2014/01/01/etika-governance-etika-pemerintahan/
  2.    http://vaniaputriajah.blogspot.com/2012/10/ethical-governance-artikel-sap-minggu.html 

Perilaku Etika dalam Bisnis

Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok orang atau organisasi yang dikenal sebagai stakeholders (pelanggan, tenaga kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan komunitas). Oleh karena itu, para pebisnis harus mempertimbangkan semua bagian dari stakeholdersdan bukan hanya stockholdernya saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja dan bahkan pemegang saham adalah pihak yang sangat sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis.
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan.
Saling Ketergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu saja bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi.
Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh, kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand, pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll.

Sumber :



Senin, 02 Juni 2014

Tugas Bulan Juni

Nama Kelompok
  1. Owie K.
  2. Hendah Lahyunita
  3. Fadhil Adrian 
  4. Lukman Nur Rohman
  5. Annisa Nurmalasari


  1. What is the main idea of paragraph 1?
  2. What do most people produce?
answer
  1. Most people work to earn a living and produce goods and services
  2. Goods and Service

Rabu, 23 April 2014

Tugas Bulan April

SUBJECT & VERB AGGREMENT


# Each ; Every     >      Singular noun       >       Singular Verb
   Example (the subject is underlined and the verb bolded) :
  1.      Each film in the Blitz Megaplex  is very amazing. (singular)
  2.       Every Japanese girls is cute. (singular)

# Subject with the prepositional phrase, the verb of a sentence singular / plural must agree with the subject of     the sentence, not with the object of a preposition.
Example (the subject is underlined and the verb bolded) :
  1.      The girl at the door is my girlfriend. (singular)
  2.     The players on the Chelsea team were disappointed when they lost the Barclays Premier League game. (plural)

# Gerund  as subject, verb must singular.
Example:
  1.         Drinking alcohol is bad for your health. (singular)
  2.         Watching Champions League is enjoying.

# Some of ; A lot of        >       Singular noun         >         Verb Singular
# Most of ; A half of       >       Plural noun             >         Verb Plural
Example (the noun is underlined and the verb bolded) :
  1.      Some of sugar is required for taste. (singular)
  2.      A lot of math book is expensive. (singular)
  3.      Most of cookies were eaten. (plural)
  4.     A half of the students are absent. (plural)

# One of ; Each of ; Every one of          >            always plural noun         >         verb singular
Example (the noun is underlined and the verb bolded) :
  1.      One of my teammates is busy.
  2.      Each of the swimmers takes his turn at swimming.
  3.      Every one of the club members has his own set of prejudices.

# The number of       >     plural noun      >    verb singular
# A number of           >     plural noun      >    verb plural
Example (the noun is underlined and the verb bolded) :
  1.      The number of days in May is thirty one.
  2.      A number of Seirin members team are going back from vacation.
Exercise :

  1. The subject you will be studying in this course are listed in syllabus.
  2. The proffesor & the student agree on that point.
  3. Almost every proffesor & student at the university approves the choice of the new president.
  4. Why were Yoko & Alex late for the meeting?
  5. Some of fruit in this bowl is rotten.
  6. Most of movies is funny.
  7. Half of this money is.
  8. a lot of clothing in those store is on sale this week.
  9. The number of employee in my company is approximately ten thousand.
  10. Why were some of the student excused from the examination?


                                

Jumat, 28 Maret 2014

Tugas Bulan Maret

36. The girls ran too fast and she fell down.
 Kalimat ini sudah tepat, dan tidak perlu koreksi.

Senin, 20 Januari 2014

Drama Kurokouchi

Kurokouchi Keita (Nagase Tomoya) adalah seorang pria  terus memeras sejumlah besar uang dari para politisi. Dia bukan gangster ataupun penjahat, namun berprofesi sebagai detektif. Sebagai asisten Inspektur Departemen Investigasi Kriminal Divisi Investigasi Kedua di Kepolisian Prefektural Kanagawa, Kurokouchi sering disebut sebagai "polisi prefektur busuk". Dia adalah seorang pria penyendiri tanpa bawahan, tapi mampu menyelesaikan kasus brutal yang belum terpecahkan melalui informasi yang diperoleh secara ilegal dengan sogokan uang. Dia adalah seorang yang licik dan korup yang berjuang dari satu kejahatan ke kejahatan yang lain. Kini ia dihadapkan pada pencurian terbesar sejak era pasca perang, yaitu kasus pencurian ¥ 300.000.000. Pencurian itu terjadi pada Desember 1968 dan undang-undang pembatasan habis pada Desember 1975. Kurokouchi percaya para pencuri masih bebas sekarang dan ia memutuskan untuk menyelidiki keberadaan mereka. Detektif baru Seike Mayo (Goriki Ayame) kemudian dipasangkan dengan Kurokouchi. Seike telah menjadi seorang polisi selama satu tahun, namun ia dia luar biasa naif. Dia dan Kurokouchi seperti "dinamis" dan "statis" dalam segala hal saat mereka berusaha memecahkan berbagai kasus.

Minggu, 19 Januari 2014

Gin no Saji dibuat Live Action-nya

Anime Gin no Saji atau yang juga berarti Silver Spoon adalah anime yang ditayangkan pada musim panas 2013 lalu. Anime ini juga adaptasi dari manga yang berjudul sama karangan Hiromu Arakawa, mangaka yang dikenal lewat manga Fullmetal Alchemist-nya ini akan dibuat live action-nya.