Yayayaay akhirnya kembali lagi bersama saya owiekus dengan segala isi-isinya. Kali ini akan ngebahas Project X. Apa sih Project X? Apa itu bagian dari proyek mesum(?) Ohhh nampaknya itu salah besar. Project X disini adalah buku! Sebenernya bukan buku juga si, tapi lebih tepatnya komik.Wets tapi ini bukan sekedar komik biasa yg isinya pertarungan ninja kayak Naruto atau duel analisis seperti Conan. Komik Project X ini lebih kayak ke sejarah sesuatu. Namanya sejarah pasti bukan fiksi kan, kalo sejarah dibilang fiksi ntar gw dilempar artefak ama si Kadek sang mahasiswa sejarah. Sebenernya ada kurang lebih 5 buku Project X, namun karena terbatasnya buku itu dan gw yg baru tau beberapa bulan terakhir, jadi baru dapet 3 buku deh. So, let's cekidots..
inilah sang Project X, |
Yups, diatas ini nih udah ada pict buku yg akan dibahas. Pertama Project X: Shinkansen, kedua Project X: Cup Noodle, dan yg ketiga Project X: Seven Eleven. Sebenernya masih ada 2 lagi yaitu Project X: Honda sama Project X: Camera (kalo ga salah), tapi berhubung gw belum punya 2 itu jadi dibahas 3 ajah. Hmm tadi di prolog udah dikasi tau kan ini sebenernya bukan murni buku, tapi komik. Komik tentang sejarah, awal mula, dan apalah itu. Jadi udah pasti ini semua berlatar di Jepang, syurga para komik-komik. Tapi kan Seven Eleven dari Amerika, koq bisa dari Jepang? Pasti itu pertanyaan yg akan terpikir, tapi sabar dulu nanti dijelasken. Ga cuma gambar komik, di belakang komik ini ada juga foto-foto kejadian aslinya pada waktu itu, keren deh pokoke. Dijamin mak nyuuuus (emg pak Bondan).
Oke alkisah (ceritanya dongeng ni) gw membeli itu semua karena bosensensenseeeeen (saking bosennya) dgn komik-komik lanjutan koleksi yg belum pada keluar. Disamping itu gw ga tau mau 'membuang' uang kemana *backsound lagu ayu ting-ting*. Disaat sedang bingung mau diapain tu duit, gw jalan ke Gramet nyari sebongkah buku buat menghilangkan rasa penat di dada (waw). Bertemu lah gw dgn Project X: Seven Eleven yg kebetulan baru terbit waktu itu (ciyeeeeee) pertamanya ragu tuh mau beli, tapi karena liat sinopsisnya keren yaudah deh gw sikat. Dan ternyata seru. Sejak itu lgsg deh buru-buru cari seri sebelumnya yg Shinkansen dan Cup Noodle. Naaah sekarang masuk lah kita ke inti *whuuuuush
ini ni yg Cup Noodle |
Yuhu kita masuk ni ke bab Cup Noodle (aseeek) yaaa kalo di Indonesia lebih dikenal popmie. Alkisah (lagi-lagi -_-) ini terjadi ketika pak presiden direktur Nissin Food (di Jepang pastinya) yg bernama Momofuku Ando menginginkan sebuah inovasi yaitu mi praktis yg bisa dimakan dimana saja, kapan saja. Asal sekelebat info aja ni, sebenernya Nissin Food ini sudah mempunyai produk-produk unggulan di bidang mie. Cuma karena ingin tampil beda makanya Pak Ando menginginkan produk mie dalam gelas. Jadilah ia memerintahkan anak buahnya membuat produk ini, supaya hit dipasaran dan mampu mengangkat penghasilan perusahaan. Namun, semua itu ga mudah bung. Disini juga diceritain gimana susahnya mereka ngebentuk wadah si jabang mie gelas ini. Kemudian setelah mereka berhasil nentuin wadah, ada problem di pengepresan mie kedalam wadah itu sendiri. Sampai pemasukan bahan-bahan tambahan selain mie itupun juga mengalami kendala. Namun, semua yg ada disini bukanlah orang yg gampang putus asa, mereka terus mencoba dan akhirnya mendapat kepuasannya. Dan sampailah di acara menjual *jengjeng. Di proses penjualan, mereka semua melakukan cara unik, yaitu menjajakannya di 'surga pejalan kaki' di daerah Ginza. Dan waw! responnya positif bgtbgt. Bahkan di akhir cerita mie dalam gelas yg sudah nge'bum' ini diperuntukan buat korban-korban bencana di luar Jepang loh. Sungguh waw!
Shinkansen |
Nah disini akan bahas Shinkansen sekarang niii. Shinkansen apa sih? hmm ndeso deh yg ga tau. Shinkansen tuh kereta cepat dari Jepang, hmm kapan Indonesia punya kereta cepet yee. Kapaaaan-kapaaaan hahaha. Oke kembali ke Project X. Yup seperti diketahui Jepang kala itu kalah perang di Perang Dunia 2. Dan pemertintah sana ingin membangun kembali Jepang dgn terutama memulihkan transportasi massal yg cepat. Kereta cepatlah yg muncul di ide itu. Tersebutlah Tadanao Miki, Tadashi Matsudaira, dan Hajime Kawanabe (duuh jepang bgt namanya) untuk bergabung di penelitian JNR (itu semacam PTKAI-nya Jepang). Mereka bersama insinyur lainnya bergabung menjadi Power Ranger, eeeeeh salah. Mereka bergabung untuk meneliti dan mengembangkan sebuah kereta yg cepat dan mampu menempuh Tokyo-Osaka dgn waktu 3 jam. Waw padahal normalnya harus 7,5 jam loh. Mereka membuat bodi kereta sedemikian rupa agar bisa tahan guncangan, dan tahan getaran ketika ngebut sengebut-ngebutnya kereta. Singkat cerita, (emg sebenernya sih aga singkat di buku ini) mereka sudah selesai membuat kereta yg dinamai Shinkansen seri 0, tapi membuat itu bukan tanpa hambatan loh, banyak hambatan ketika pgn ngebuatnya. Dan tibalah trial itu kereta, dan hasilnya kereta itu bisa ngebut sampai 256 km/jam loh! Sungguh pencapaian yg hebat.
Seven Eleven, yg merasa gaul |
Yahuuu akhirnya sampai di buku seri terakhir, Seven Eleven. Ciyeeee yg ngaku gaul, yg sering nyepel wajib tau ni sejarah sepel hahaha. Oke Sevel (singkatan Seven Eleven) emg lahir di Amerika, cuma karena ini ngambil sudut pandang Jepang, jadi ceritanya dari Jepang deh. Ini bermula dari department store Ito Yokado yg udah stuck ingin mengembangkan cabang di berbagai tempat. Tersebutlah Hideo Shimizu dan Toshifumi Suzuki yg 'disuruh' merantau ke Amerika. Disana mereka 'menemukan' konbini (singkatan Convinence Store versi Jepang) Sevel. Setelah itu, mereka pulang ke Jepang dan menceritakan ini ke 'bos' mereka. Setelah itu pun akhirnya melakukan negosiasi yg sangat alot dgn manajemen Sevel Amerika. Masalah yg datang pun bukan itu saja, tapi setelah sukses negosiasi, mereka pun diberikan manual manajemen yg ga gitu berguna menurut mereka. Jadi mereka dgn dibantu beberapa staf melakukan 'manual manajemen' versi mereka. Akhirnya semua tim bekerja merancang sedemikian rupa agar dapat membuat toko pertama mereka. Kesempatan itu terbuka ketika ada pedagang yg ingin bekerja sama dgn tim 'Sevel' ini. Banyak rintangan yg menerpa ketika berjalannya 1 toko itu dan ingin membuka cabang lain. Namun, dgn kerja keras semua pun sukses pada waktu yg tepat. Bahkan presedir Sevel Amerika yg datang ke Jepang pun terkejut, karena di Amerika untuk membuka 100 toko butuh 25 tahun (weeew) tapi di Jepang 100 toko hanya 'ditempuh' 2 tahun (ajegileee). Bahkan ketika Sevel Amerika colapse, Sevel Jepang membantu memberikan kontribusi untuk membangun kembali Sevel Amerika. Sungguh ajiiiiieb!
Hmm capek ya membuat ini, dan waktu pun udah bilang harus berpisah, dan timnas U23 udah main juga, jadi sampe sini aja dulu. Tapi sebelum udahan ada sedikit ceramah dari sang owiekus. Dari komik ini kita bisa belajar bahwa sukses itu ga ada tanpa kerja keras, dan peluh keringat. Oh iya bagi yg mau nyari buku ini bisa dicari di gramet atau toko buku di berbagai pelosok negeri ini, haha. See you on next post. Babay~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar